LAPORAN
PRAKTIKUM IDENTIFIKASI SERAT TEKSTIL
UJI
MIKROSKOP 1 DAN 2
Disusun oleh :
Nama : Rinayati
Aprilia
NPM : 14010056
Group : T3
Dosen : R R WIWIEK E.M S,ST
LUCIANA S. TEKS M.Pd
Desti M. S, ST
Partner :
1.
laela nur azizah
2.
Nove eka
3.
Clinton hamonangan
4.
Bagas rian H
5.
Rizky ari w
6. Riski
M R
POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
BANDUNG
2015
I.
Maksud
Dan Tujuan
·
untuk mengetahui
bentuk penampang melintang dan membujur serat kapas, rayon viskosa, rami,
sutera, wool, poliester, poliakrilat, poliamida/ nylon, poliester kapas,
poliester wool, dan poliester rayon.
·
Dapat membedakan
bentuk penampang melintang dan membujur antara serat yang satu dan yang
lainnya.
II.
Teori
Dasar
2.1 Serat
Serat merupakan bahan dasar pembuatan kain.Karakteristik serat yang
semata-mata di tentukan oleh bentuknya adalah panjangnya yang jauh lebih besar
dibandingkan diameternya. panjang serat dapat mencapai ratusan kali lipat
dibandingkan dengan diameternya.
Berdasarkan asalnya serat dibagi menjadi dua yaitu, serat alam dan serat
buatan. Serat alam adalah serat yang berdasarkan dari alam seperti serat yang
berasal dari hewan dan tumbuhan. Serat yang berasal dari tumbuhan bisa diambil
dari batang, daun bahkan buahnya, sedangkan serat yang berasal dari hewan
biasanya diambil dari kulitnya.
Contoh serat alam yakni :
·
Serat
selulosa : rami, jute, sutera,
kapas, kapok, sisal, abaca, daun nenas, dan
lain-lain.
·
Protein : bulu unta, vicuna, sutera
dan wool.
·
Mineral : abses
Contoh serat buatan yakni :
·
Organik : polimer alam (alginat, ester
selulosa, karet dan rayon) dan polimer buatan (nylon, poliester, poliuretan,
dan lain-lain)
·
Anorganik : kaca, logam, dan silikat.
Cara mengidentifikasi serat untuk membadakan antara serat satu dengan
yang lainnya bermacam-macam, antara lain dengan menggunakan mikroskop, cara
peralutan, pewarnaan, pengukuran berat jenis, pembakaran, dan pengukuran titik leleh. Pada percobaan ini cara yang digunakan untuk mengidentifikasi serat adalah
dengan cara mikroskop.
Indetifikasi
serat – serat dengan cara mikroskop dimaksudkan untuk mengetahui jenis serat
dari pandangan melintang dan pandangan membujur, dengan demikian dapat
diketahui ciri – ciri suatu serat.
2.2 Mikroskop
Mikroskop
adalah suatu alat untuk memperbesar bayangan benda yang tidak dapat dilihat
dengan mata biasa karena ukuran benda yang
sangat mikroskopis serta mata
manusia mempunyai batasan melihat.
Cara menggunakan mikroskop yakni :
a. Atur
terlebihdahulu cahaya yang
masuk dengan cermin datar atau cekung, kondensor dan diafragma. Untuk
penangkapan cahaya dekat digunakan cermin cekung dan untuk cahaya yang jauh
digunakan cermin datar.
b. Untuk
perbesaran yang tinggi kondesor dinaikkan ke atas. Makin tinggi pembesaran
obyektif makin tinggi kondesor dinaikkan. Diafragma berfungsi juga untuk
menghilangkan cahaya dari samping.
c.
Objek diletakkan pada
meja objek tepat dibawah lensa objektif.
d.
Turunkan lensa obyektif
dengan pembesaran terkecil, dengan memutar sekrup lensa
e. Tangan
kiri memutar sekrup besar hingga tubus dan lensa okuler naik perlahan sambil
mata melihat lensa okuler sampai terlihat bayangan objek. Bila bayangan kurang
jelas, putarlah sekrup kecil untuk mempertajam bayangan.
f. Setelah
objek tampak jelas, carilah bagian-bagian yang akan dipelajari dengan
menggerakkan kaca objek ke kiri ke depan atau ke belakang dengan jalan memutar
sekrup penggerak kaca objek (putarlah dengan tangan kanan).
g. Bila
dengan pembesaran obyektif yang paling kecil, sasaran penglihatan belum jelas,
maka dipakai pembesaran obyektif yang paling besar, dengan jalan memutar
revolver. Jika akan dipakai pembesaran yang lebih besar, sekrup besar tidak
perlu diubah-ubah lagi, demikian pula bila dipakai pembesaran yang lebih tinggi
lagi. Dengan diubahnya pembesaran, intensitas cahaya akan berkurang san supaya
obyek lebih terang diafragma
harus diperbesar.
III.
Alat
dan Bahan
·
Alat :
1. Mikroskop
dengan beberapa
ukuran lensa obyektif
2. Kaca
preparat ( slide glass )
3. Kaca
penutup ( cover glass )
4. Gabus
5. Silet
6. Benang
7. Jarum mesin jahit
·
Bahan :
1.
Lak
2.
Air suling
3.
Serat kapas
4.
Serat rayon
viskosa
5.
Serat rami
6.
Serat sutera
7.
Serat wol
8.
Serat
poliester
9.
Serat
poliakrilat
10.
Serat
poliamida/nylon
11.
Serat
poliester : kapas
12.
Serat
poliester : rayon
13.
Serat
poliester : wool
14.
Serat nylon
: poliakrilat
IV.
Cara
Kerja
Untuk
pengamatan pandangan membujur serat :
1. Serat
diletakkan sejajar diatas kaca preparat dan
dipisahkan satu sam lain agar tidak menumpuk.
2. Kemudian ditutup dengan cover glass dari arah samping ditetesi air kemudian kelebihan air
dihisap dari sisi yang lain menggunakan kertas isap atau kertas saring.
3. Preparat diamati dibawah mikroskop.
4. Perbesaran dilakukan mulai dari 5x, 0x,40x dan 100x
(didapat bayangan yang jelas)
5. Lakukan poin a s/d d untuk setiap seratnya.
Untuk pengamatan pandangan
melintang serat :
1. Jarum jahit yang berisi benang ditusukkan di
tengah-tengah gabus. Kemudian jarum ditarik kembali dengan meninggalkan benang
pada gabus.
2. Masukkan serat ke dalam lengkungan benang, kemudian beri
lak
3. Masukkan ke dalam oven.
4. Setelah lak mengering gabus diiris setipis mungkin dengan
silet yang tajam sehinggaserat ditengah gabus ikut terpotong secara melintang.
5. Preparat diamati dibawah mikroskop.
6. Perbesaran dilakukan mulai dari 5x, 0x,40x dan 100x
(didapat bayangan yang jelas)
7. Lakukan poin a s/d d untuk setiap seratnya.
V. Data Pengujian
Berupa jurnal hasil
praktikum yakni terlampir.
VI. Diskusi
Bentuk penampang yang dihasilkan berbeda-beda namum dari
beberapa serat mengalami kemiripan. Berikut adalah penjelasan bentuk penampang
dan melintang dari serat yang telah diamati :
4.1
Serat kapas
4.1.1 Bentuk penampang membujur kapas yakni pipih
seperti pita yang terpuntir. Penampang membujur serat dibagi atas dua yaitu
bagian badan serat dan ujung serat.
Bagian badan serat
adalah bagian utama serat yang panjangnya mencapai ¾ serat. Bagian ini
mempunyai diameter yang sama dengan dinding tebal dan lumen yang sempit.
Bagian
ujung serat merupakan bagian yang lurus dan mulai mengecil. Bagian ini
mempunyai sedikit konvlusi dan lumen. Diameter serat bagian ujung mengecil
hingga ke ujung.
4.1.2 Bentuk
penampang melintang serat kapas yakni bervariasi dari pipih sampai bulat, namun
secara keseluruhan berbentuk seperti ginjal dengan ruang kosong ditengahnya.
Bentuk ini adalah ciri khas yang dimiliki serat kapas dibanding serat yang
lainnya. Penampang melintang serat kapas dibagi menjadi enam bagian yakni
kutikula, dinding primer, lapisan antara, dindinh sekunder, dinding lumen dan
lumen.
Kutikula
adalah lapisan terluar yang mengandung zat lilin, pektin dan protein. Lapisan
ini merupakan lapisan halus yang tahan air dan melindungi bagian dalam serat.
Dinding
primer merupakan inding sel tipis, terdiri dari selulosa, pektin, protein dan
zat lilin. Tebal dinding primer kurang dari
5 µ. Dinding primer terbentuk dari benang-benang halus (fibril)a
Lapisan
antara merupakan lapisan pertama dari dinding sekunder.
Dinding
sekunder merupakan bagian utama serat kapas. Lapisannya terbentuk dari fibril
yang berbentuk spiral sehingga menghasilkan bentuk penampang melintang serat
seperti ginjal.
Dinding
lumen yakni lapisan yang lebih tahan terhadap pereaksi pereaksi tertentu dibandingkan
dengan dinding sekunder.
Lumen
merupakan ruang kosong di dalam serat. Bentuk dan ukurannya bervariasasi. Lumen
ini merupakan sisa sitoplasma yang sudah kering.
4.2
Serat wool
4.2.1 Bentuk
penampang melintang serat wool bulat.
4.2.2 Bentuk penampang
membujur serat wool yaitu lurus membentuk batang dan ditengahnya terdapat
seperti serabut-serabut.
4.3
serat sutera
4.3.1 bentuk penampang melintang serat sutera berbentuk
trilobal
4.3.2 bentuk
pnampang membujur serat sutera seperti silinder kecil yang halus dan tipis.
4.4
serat rami
4.4.1 penampang membujur dari serat
rami yaitu berbentuk memanjang seperti silinder dengan permukaan bergaris-garis
dan kerutan yang membentuk benjolan kecil.
4.4.2 penampang melintang serat rami
yaitu lonjong memanjang dengan dinding sel tebal dan Di tengah terdapat bintik
yaitu lumen yang pipih.
4.5 rayon viskosa
4.5.1 penampang melintang serat rayon
viskosa tidak beraturandan bergerigi.
4.5.2 bentuk penampang membujur serat
rayon viskosa seperti silinder bergaris, dan bercabang.
4.6 Poliester
4.6.1 penampang meilntang poliester
berbentuk bulat dengan rongga ditengah .
4.6.2 penampang membujur serat
poliester berbentuk silinder dan berdinding tebal.
4.7 poliamida/
nylon
4.7.1 penampang melintang serat nylon
yaitu berbentuk hampir bulat
4.7.2 penampang membujur serat nylon membentuk
silinder yang rata dan terdapat garis-garis di tengah
4.8 poliakrilat
4.8.1 penampang melintang poliakrilat
berbentuk seperti ginjal yang tidak memiliki lumen.
4.8.2 penampang membujur serat seperti
silinder lurus pada bagian tubuh dan terdapat serabut-serabut di tengah.
4.9 poliester kapas
4.9.1 penampang melintang serat ini
berbentuk bulat sedikit seperti ginjal dengan bintik di tengah.
4.9.2 penampang membujur sera ini
berbebntuk silinder yang terpuntir.
4.10 poliester wool
4.10.1 bentuk penampang melintang
serat ini bulat sampai lonjong dan tidak
beraturan.
4.10.2 bentuk penampang membujur serat
ini bercabang dan terlihat serat wool yang besar dri cabang serat poliester
yang kecil
4.11 poliester
rayon
4.11.1 bentuk penampnag melintang
serat ini bulat bergerigi
4.11.2 bentuk penampang membujur serat
yakni poliester terlihat polos sedangkan serat nylon terlihat bergaris-garis di
tengah.
VII.
Kesimpulan
1.
Membedakan
serat alami lebih mudah dibandingkan dengan serat buatan karena serat buatan
pada umumnya pembuatannya hampir sama yaitu, dengan menyemprotkan polimer pada spiniret.
2.
Serat alam
bentuknya lebih bermacam-macam dibandingkan dengan serat buatan. Misalnya serat
kapas yang bentuknya seperti ginjal dan terdapat lumen ditengahnya.
VIII.
Daftar
Pustaka
___________, Evaluasi Tekstil Kimia. Institut Teknologi Tekstil, Bandung
___________, Serat – serat Tekstil. Institut Teknologi Tekstil, Bandung
___________, Pedoman
Praktikum Serat Tekstil. Bandung : Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar