LAPORAN
PRAKTIK FISIKA DASAR II B-3
Hukum
joule
Disusun
oleh :
Nama
: Rinayati Aprilia
NPM
: 14010056
Group
: T3
Dosen
: A.I Makki
Partner
:
1.
anjaswari pu
2.
Maydha t.t
3.
Ajeng maulani
POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
TEKSTIL
BANDUNG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita menemukan beberapa
alat yang menerapkan aplikasi listrik. Beberapa alat yang menerapkan aplikasi
listrik, seperti motor listrik. Panas joule merupakan sesuatu yang tidak
diinginkan akan tetapi pada aplikasi lainnya seperti pemanggang listrik dan
memanas listrik, energi listrik secara sengaja dikonversi menjadi panas. Arus
listrik yang mengalir pada suatu rangkaian akan menghasilkan panas. Pada
peralatan – peralatan yang menggunakan arus listrik sebagai sumber
energinya, apabila kita aktifkan dalam jangka waktu tertentu, maka akan
timbul panas pada bagian rangkaian listrik yang merupakan tempat atau pusat
aktifitas arus listrik. Hal inilah yang melatar belakangi percobaan
tentang panas yang ditimbulkan oleh arus listrik.
1.2 maksud dan tujuan
menentukan panas yang ditimbulkan oleh arus listrik,
tara kalor listrik.
1.3 manfaat percobaan
praktikan mengetahui panas yang ditimbulkan arus
listrik, tara kalor listrik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Arus
Arus merupakan gerak muatan – muatan dari
satu daerah ke daerah lainnya. Bila gerakan –gerakan tersebut berlangsung
di dalam sebuah lintasan konduksi yang membentuk sebuah simpal tertutup, maka
lintasan itu dapat disebut dengan rangkaian listrik. Analisa muatan dapat
dicontohkan pada sebuah konduktor. Konduktor berupa logam misalnya akan
memiliki muatan yang tidak akan diam walau medan listrik nol maupun tidak ada
arus. Elektron pada partikel konduktor akan bergerak secara acak seperti
perumpamaan molekul – molekul gas (Zemansky, 2006). Tumbukan yang
terjadi antar elektron menimbulkan getaran partikel suatu konduktor. Ketika
konduktor diberi perlakuan seperti pemberian beda potensial, maka tumbukan
elektron – elektron akan semakin keras. Otomatis kecepatan tumbukan bertambah
dan getaran partikel menjadi besar. Dari kejadian diatas timbulah panas yang
disebabkan oleh arus. Arus listrik didefinisikan sebagai jumlah total muatan
yang melewati suatu konduktor per satuan waktu. Atau dapat ditulis
I = ………………………………………………………………….(2.1)
(Zemansky, 2006) Arus bukanlah sebuah vektor.
Dalam sebuah konduktor yang mengangkut arus, tidak peduli seberapa panjang atau
melengkung, arus selalu mengalir. Hanya saja ada istilah arus positif ketika
mengalir dalam satu arah. Satuan SI dari arus adalah ampere. Satu ampere
didefinisikan sebagai satu coulomb per detik (1A = 1C/s) (Zemansky, 2006).
Menurut konvensi, arus searah dengan muatan positif atau istilahnya
proton. Sedangkan muatan – muatan yang bergerak sampai
bertumbukan adalah suatu elektron atau muatan negatif. Jadi arah arus
berlawanan dengan muatan bergerak pada partikel suatu konduktor.
Arus dapat dinyatakan dalam kecepatan menyimpang dari
muatan yang bergerak. Dimisalkan sebuah konduktor (kawat penghantar)
memiliki luas penampang A. Lalu n adalah jumlah partikel – partikel
pembawa muatan bebas per satuan volume. Diumpamakan partikel membawa muatan q
dan kecepatan alir vd.
Dalam waktu ∆t, partikel mengalir ke da
lam silinder dengan volum
e Avd∆t dan banyaknya partikel nAvd∆t, sehingga
arusnya
I = =
nqAvd………………………………………………………...(2.2)
2.2 Hambatan
Jika kita memakaikan perbedaan potensial yang sama
antara ujung – ujung tongkat tembaga dan tongkat kayu yang mempunyai
geometri serupa, maka dihasilkan arus – arus yang sangat berbeda.
Hal tersebut bisa terjadi karena adanya karakteristik (sifat) suatu penghantar
yang dinamakan hambatan (resistance). Kita mendefinisikan hambatan dari sebuah
penghantar diantara dua titik dengan memakaikan sebuah perbedaan potensial V
diantara titik – titik tersebut, dengan mengukur arus i dan kemudian
melakukan pembagian :
R = …………………………………………………………………...(2.3)
Jika V dinyatakan dalam volt dan I dinyatakan
dalam ampere, maka hambatan akan dinyatakan
dalam ohms ( Ω ) (Halliday, 2010).
2.3 Hambatan Jenis / Resistivitas
Suatu ketika mungkin pernah terbesit dalam pikiran
kita bahwa hambatan suatu konduktor berupa kawat dengan volume tebal akan lebih
kecil bila dibandingkan tipis. Karena ketika hambatan seolah – olah
menghadang, elektron tetap memiliki jalan lebar untuk lewat ketika jenis
kawatnya tebal. Adalagi pandangan bahwa hambatan akan besar ketika kawat
berukuran panjang karena akan lebih banyak hambatan tersebar untuk menghalangi
ruang gerak elektron. Sesuai 4 kedua pernyataan diatas bahwasanya hambatan (R)
kawat logam berbanding lurus dengan panjang (L) dan berbanding terbalik dengan
luas penampang (A).
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 alat dan bahan
1.
kalorimeter dengan pengaduknya
2. kawat tahanan
3. stopwatch
4. termometer
5. amperemeter
6. tahanan geser
7. kawat penghubung
8. neraca teknis dan batu timbangan
9. penghubung arus
10 sumber arus
11. slide regulator
3.2 skema percobaan
Timbang
kalorimeter
isi
kalorimeter dengan air dan timbang kembali
masukkan
kalorimeter ke dalam kulkas selama 3 menit
keluarkan
kalorimeter dari kulkas dan aduk dengan pengaduk selama lima menit serta hitung
temperatur setiap ½ menit selama 5 menit
hubungkan
kalorimeter dg sumber arus sebesar 1,28 A
aduk
dengan pengaduk selama lima menit serta hitung temperatur setiap ½ menit selama
5 menit serta cek voltnya dengan
voltmeter
hubungkan
kalorimeter dg sumber arus sebesar 1,44A
aduk
dengan pengaduk selama lima menit serta hitung temperatur setiap ½ menit selama
5 menit serta cek voltnya dengan
voltmeter
jangan
hubungkan kalorimeter dengan arus (tanpa arus)
aduk
dengan pengaduk selama lima menit serta hitung temperatur setiap ½ menit selama
5 menit serta cek voltnya dengan
voltmeter
3.3 langkah percobaan
Menentukan
nilai air kalorimeter (H)
1. timbanglah
kalorimeter kosong dengan neraca teknis
2. tisi
kalorimeter dengan air dan timbang kembali dengan neraca teknis
3. timbanglah
pengaduknya
4. ukurlah
volume bagian termometer yang terendam air didala kalorimeter selama percobaan
ini
5. susunlah
rangkaian seperti diagram dibawah
6. janganlah
dihubungkan dengan sumber arus sebelum ada persetujuan dari asisten
percobaan
menentukan harga K
7. dinginkan
kalorimeter beserta airnya kira-kira 3 derajat celcius temperatur ruangan
8. amatilah
dan catatlah temperatur kalorimeter dan air setiap setengan menit selama lima
menit
9. catatlah
keadaan ruang
10. catat
volt
percobaan
sesungguhnya:
11. aturlah
tahanan muka Rm hingga I= 1,28 A
12. masukkan
kawat spiral ke dalam kalorimeter setelah rangkaian diperiksa oleh asisten
13. aduklah
kalorimeter
14. baca
dan catat temperatur kalorimeter setiap setengahmenit sekali selama lima menit
sebelum ada arus listrik
15. alirkan
arus listrik
16. baca
dan catat temperatur kalorimeter setiap setengahmenit sekali selama lima menit
17. janganlupa
mengaduk kalorimeter perlahan dan teratur
18. hentikan
jika temperatur kalorimeter naik kira-kira lima derajat celcius.
Percobaan
akhir (menentukan harga k lagi)
19. catatlah
kalorimeter setiap setengah menit sekali selama lima menit
20. jangan
lupa mengaduk kalorimeter
21. pada
akhir percobaan catat temperatur dan volt
pengulangan
dan peneraan
22. ulangi
percobaan 1-10 dengan kuat arus yang berlainan
23. periksalah
setiap kuat arus yang dipakai dengan presisi
24. ukurlah
beda tengangan antara kedua ujung tahanan a dan b untuk setiap harga I
25. ukur
pula tegangan dumber arus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar