Senin, 02 November 2015

LAPORAN PRAKTIK FISIKA DASAR II B-8
Hukum ohm
Disusun oleh :
Nama : Rinayati Aprilia
NPM : 14010056
Group : T3
Dosen : A.I Makki
Partner :
1.                  anjaswari pu
2.                  Maydha t.t
3.                  Ajeng maulani





POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
BANDUNG
2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.1         Latar belakang

Hukum ohm merupakan besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar dan berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan padanya. Hukum ohm yang bekerja pada sebuah penghantar jika nilai resistansinya tidak bergantung pada polaritas yang dikenakan pada benda.Hukum ohm mulanya terdiri atas dua bagian.Bagian pertama adalah definisi hambatan yaitu tegangan merupakan hasil dari arus listrik yang di kalikan dengan hambatan.Bagian kedua adalah pernyataan bahwa hambatan adalah suatu konstanta yang tidak tergantung pada tegangan maupun kuat arus. Hubungan hambatan listrik tadi dapat diterapkan pada resistor apa saja, dimana tegangan adalah beda potensial (V), kuat arus (I), dan hambatan listriknya (R).
Praktikum kali ini sangat penting dilakukan,mengingat listrik sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Contohnya penggunaan arus listrik pada lampu-lampu rumah,setrika dan alat-alat listrik lainnya yang menggunakan listrik serta penggunaan filamen pada bohlam yang menghamburkan listrik menjadi cahaya. Dalam kehidupan, listrik merupakan sumber energi yang umum digunakan. Maka dari itu kedekatan listrik dengan kehidupan dan kepentingan tentang pemahaman hambatan listrik dengan hukum ohm yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan ini.

1.2             Maksud dan Tujuan
Menentukan tahanan dalam (RL) daripada lampu Karbon dan lampu Wolfram dengan menggunakan ampermeter dan voltmeter, baik secara pararel ataupun seri .

1.3                        Manfaat percobaan

·         praktikan dapat mengetahui tahanan dalam dalam lampu karbon dan lampu wolfarm menggunakan amperemeter.
·         Praktikan dapat merangkai rangkaian listrik AC
·         Apabila praktikum ini dilkukan dengan baik dan benar praktikan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan alat berbeda namun menggunaka prinsip yang sama.



BAB II

TEORI DASAR

2.1 Pengertian, Rumus dan Bunyi Hukum Ohm
 Dalam Ilmu Elektronika, Hukum dasar Elektronika yang wajib dipelajari dan dimengerti oleh setiap Engineer Elektronika ataupun penghobi Elektronika adalah Hukum Ohm, yaitu Hukum dasar yang menyatakan hubungan antara Arus Listrik (I), Tegangan (V) dan Hambatan (R). Hukum Ohm dalam bahasa Inggris disebut dengan “Ohm’s Laws”. Hukum Ohm pertama kali diperkenalkan oleh seorang fisikawan Jerman yang bernama Georg Simon Ohm (1789-1854) pada tahun 1825. Georg Simon Ohm mempublikasikan Hukum Ohm tersebut pada Paper yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically” pada tahun 1827.
2.2 Bunyi Hukum Ohm
Pada dasarnya, bunyi dari Hukum Ohm adalah :
“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”.
Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan seperti dibawah ini :
V = I x R
I = V / R
R = V / I
Dimana :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω))
Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam Rangkaian Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan dan juga dapat memperoleh Nilai Hambatan (Resistansi) yang kita inginkan.
Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit yang dipakai adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita menggunakan unit lainnya seperti milivolt, kilovolt, miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu melakukan konversi ke unit Volt, Ampere dan Ohm terlebih dahulu untuk mempermudahkan perhitungan dan juga untuk mendapatkan hasil yang benar.
2.3 Contoh Kasus dalam Praktikum Hukum Ohm
Untuk lebih jelas mengenai Hukum Ohm, kita dapat melakukan Praktikum dengan sebuah Rangkaian Elektronika Sederhana seperti dibawah ini :

Kita memerlukan sebuah DC Generator (Power Supply), Voltmeter, Amperemeter, dan sebuah Potensiometer sesuai dengan nilai yang dibutuhkan.
Dari Rangkaian Elektronika yang sederhana diatas kita dapat membandingkan Teori Hukum Ohm dengan hasil yang didapatkan dari Praktikum dalam hal menghitung Arus Listrik (I), Tegangan (V) dan Resistansi/Hambatan (R).


BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

3. 1 Alat – alat

1.      AC amperemeter

2.      AC voltmeter

3.      Tahanan geser
4.      Lampu karbon
5.      Lampu walfram
6.      Kabel penghubung
7.      Sumber arus

3.2   Cara Kerja

1.     Menyusun rangkaian seperti pada gambar (1), dengan memakai lampu karbon dan belum dihubungkan dengan sumber arus. Perhatikan besarnya tegangan listrik yang harus digunakan.
2.    Setelah rangkaian diperiksa oleh asisten barulah rangkaian dihubungkan denga sumber.
3.    Catatlah kuat arus untuk beberapa harga potensial dari 0 s/d 200 volt begitu pula sebaliknya.
4.    Ulangi percobaan di  atas dengan menggunakan lampu wolfram.
5.    Ulangi percobaan 1 s/d 3 menggunakan lampu karbon yang dipasang seri dengan lampu wolfram. Perhatikan beda nyala lampunya.
6.    Ulangi percobaan 5, tetapi kedua lampu dipasang paralel. Perhatikan nyala lampunya.
7.    Ulangi percobaan 1 s/d 6 untuk rangkaian seperti pada gambar 2.






DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar