Senin, 02 November 2015

LAPORAN PRAKTIK FISIKA DASAR II B-4
VOLTAMETER TEMBAGA
Disusun oleh :
Nama : Rinayati Aprilia
NPM : 14010056
Group : T3
Dosen : A.I Makki
Partner :
1.                  anjaswari pu
2.                  Maydha t.t
3.                  Ajeng maulani





POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
BANDUNG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  latar Belakang
1.      sel volta dikembangkan oleh Alessandro Volta (1745-1827) dan lugi Galvani (1737-1798) dari Italia. Dalam sel Volta, reaksi redoks akan menghasilkan arus listrik. Arus ini deiperoleh dari mengubah energi kimia
2.       Sel elektrolisis yang dikembangkan oleh Sir Humphry Davy (1778-        1829) dan Michael Faraday (1791- 1867) dari Inggris. Dalam sel elektrolisis arus listrik akan menghasilkan reaksi redoks. Jadi, energi listrik diubah menjadi energi kimia.

Dari kedua penjelasan diatas diketahui bahwa energi listrik dapat diperoleh maupun dibubah dari sumber lain seperti energi kimia untuk itu kita sebagai generasi muda diharapkan di masa depan menemukan penemuan  yang berguna dan jasanya dapat digunakan diseluruh dunia berkenaan dengan perubahan dan pengolahan energi.
1.2  maksud dan tujuan
menera sebuah Amperneter degan Voltameter Tembaga








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Voltameter tembaga merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Alat ini terdiri dari dua buah lempeng tembaga yang terpasang pada sebuah bakelit yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik.
Pada percobaan Voltameter Tembaga ini, akan memncari ketetapan Faraday dengan konsep elektrolisis. Hal ini erat kaitannya dengan ilmu kimia, dimana akan banyak berhubungan dengan elektrokimia dan reaksi – reaksinya. Voltmeter adalah Merupakan alat untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Alat ini yang akan berperan penting dalam elektrokimia ini. Elektrokimia adalah kajian mengenai proses perubahan antara Tenaga Kimia dan Tenaga Elektrik.
Sesuai dengan namanya,  metode elektrokimia adalah metode yang didasarkan pada reaksi redoks, yakni gabungan dari reaksi reduksi dan oksidasi, yang berlangsung pada elektroda yang sama/berbeda dalam suatu sistim elektrokimia. Sistem elektrokimia meliputi sel elektrokimia dan reaksi elektrokimia. Sel elektrokimia yang menghasilkan listrik karena terjadinya reaksi spontan di dalamnya di sebut sel galvani. Sedangkan sel elektrokimia di mana reaksi tak-spontan terjadi di dalamnya di sebut sel elektrolisis. Peralatan dasar dari sel elektrokimia adalah dua elektroda -umumnya konduktor logam- yang dicelupkan ke dalam elektrolit konduktor ion (yang dapat berupa larutan maupun cairan) dan sumber arus. Karena didasarkan pada reaksi redoks, pereaksi utama yang berperan dalam metode ini adalah elektron yang di pasok dari suatu sumber listrik. Sesuai dengan reaksi yang berlangsung, elektroda dalam suatu sistem elektrokimia dapat dibedakan menjadi katoda, yakni elektroda di mana reaksi reduksi (reaksi katodik) berlangsung dan anoda di mana reaksi oksidasi (reaksianodik)berlangsung.
Aplikasi metode elektrokimia untuk lingkungan dan laboratorium pada umumnya didasarkan pada proses elektrolisis, yakni terjadinya reaksi kimia dalam suatu sistem elektrokimia akibat pemberian arus listrik dari suatu sumber luar. Proses ini merupakan kebalikan dari proses Galvani, di mana reaksi kimia yang berlangsung dalam suatu sistem elektrokimia dimanfaatkan untuk menghasilkan arus listrik, misalnya dalam sel bahan bakar (fuel-cell). Aplikasi lainnya dari metode elektrokimia selain pemurnian logam dan elektroplating adalah elektroanalitik, elektrokoagulasi, elektrokatalis, elektrodialisis elektrorefining dan elektrolisis.
           
Rumus untuk menyatakan hal diatas adalah :
 m = e . I . t
dimana :
m = jumlah endapan logam (gr)
e = massa eivalen
i = arus (A)
t = waktu (s)
I diatas merupakan arus listrik secara kuantitatif dinyatakan sebagai 1 Faraday, sehingga sesuai pula dengan kuanitas satuan standar listrik yaitu banyaknya elektron yang melewati elektrolit adalah coloumb, maka :
1 faraday = i mol elektron =96500 coloumb
Sehingga :
m =
karena larutan yang digunakan adalah Cu2SO4, maka reaksi kimia yang terjadi saat dialiri arus listrik adalah :
Cu2SO4                               2Cu2+ +               SO42-
Pada anoda : SO42-                                        2 e + SO4
pada katoda : Cu2+ + 2 e                      Cu
dari reaksi diatas dapat dijelaskan bahwa Cu2+ dari larutan garam bergerak menuju katoda dan anoda kehilangan Cu2+ yang dipakai untuk menetralkan SO42- . sesuai dengan reaksi tersebut definisi ekivalensi elektrokimia, yaitu bobot zat yang diperlukan untuk memperoleh atau melepaskan 1 mol elektron. Maka harga massa eqivalen kimia untuk Cu dapat ditentukan dengan :
e =           dimana : F = I t
jika harga e diketahui maka harga I dapat dicari dengan cara :
I =














BAB III
ALAT & PROSEDUR PRAKTIKUM
1.1  Alat-alat
1.      Volmeter yang terdiri dari :
·         Bejana
·         2 Keping tembaga masing-masing sebagai anoda dan katoda
2.      Larutan tembaga sulfat
3.      Sumber arus
4.      Amperemeter
5.      Tahanan gerser pengatur arus
6.      Penghubung arus
7.      Kawat-kawat penghubung
8.      Slide regulator (variac)

1.2  Prosedur praktikum
1.      Gosoklah keping tembaga dengan amplas hingga cukup bersih
2.      Cucilah dengan air dan bakarlah dengan api dari bunsen
3.      Hitung massa kedua lempengan tembaga tersebut
4.      Buatlah rangkaian rangkaian seperti gambar pada modul
5.      Tuangkan larutan tembaga sulfat ke dalam bejana
6.      Jalankan arus hingga mencapai n ampere ( tergantung asisten)
7.      Akan terjadi endapan pada salah satu tembaga

8.      Hitung massa kedua tembaga setelah dialiri arus n ampere dan waktu t

Tidak ada komentar:

Posting Komentar