Etos Kerja dan Enterpreneurship
Latar
Belakang
Allah menganugerahkan Islam secara
universal bagi seluruh umat manusia. Ajaran Islam yang universal diciptakan
oleh Allah agar memberikan kehidupan yang baik, sejahtera,kedamaian serta
memberikan petunjuk jalan yang benar bagi umat manusia. Allah tidak hanya
mewajibkan kita untuk senantiasa beribadah sepanjang waktu kepada-Nya, tetapi
juga mewajibkan umatnya untuk menyeimbangkan dunia dan akhirat. Maka 22umat
manusia juga harus mengerjakan hal-hal duniawi seperti, belajar dan bekerja.
Apabila seseorang tidak bekerja maka dia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan
duniawi seperti makan, minum dan sebagainya. Untuk itu kami akan membahas
bagaimana etos kerja dan Enterpreneurship dalam pandangan Islam.
عَنْ
اَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لَيْسَ بِخَيْرِكُمْ
مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ
لِاَخِرَتِهِ
وَلَا اَخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتّى يُصِيْبَ مِنْهُمَا جَمِيْعًا فَاِنَّ
الدُّنْيَا بَلَاغٌ اِلَى اْلاَخِرَةِ وَلَا تَكُوْنُوْا كَلَّاعَلَى النَّاسِ
Artinya:Dari Anas ra: berkata, Rasulullah saw bersabda: “Bukankah orang yang
baik di antara kamu orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar
akhirat, atau meninggalkan akhirat untuk mengejar dunia, sehingga dapat
memadukan keduanya. Karena kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju kehidupan akhirat, dan
janganlah kamu menjadi beban orang lain.” (HR. ibnu Asakir)
Makna dari
sabda Rasulullah tersebut adalah agar
manusia menyeimbangkan usaha untuk keperluan hidup di dunia dan usaha untuk
menyiapkan bekal di akhirat nanti. Rasulullah saw sangat mencela orang-orang
yang hanya tekun beribadah, duduk di Masjid, shalat, dzikir dan lain-lain
dengan tujuan agar kelak masuk surga. Tetapi mereka melupakan akan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai makhluk sosial yang hidup di tengah-tengah
masyarakat. Lupa untuk memelihara dirinya, lupa akan tanggung jawabnya mencari
nafkah untuk anggota keluarga, dan lupa untuk berperan di dalam masyarakat
bersama-sama anggota masyarakat lainnya untuk membangun nusa bangsa dan agama.
Demikian pula Rasulullah lebih mencela orang-orang yang hanya menyibukkan
dirinya, bekerja keras, banting tulang, peras keringat untuk mencari keuntungan
duniawi. Tetapi lupa akan kewajibannya sebagai makhluk Allah yang harus
mengabdi kepada-Nya. Dengan mendirikan shalat, mengeluarkan zakat untuk anak
yatim. Maka yang dikehendaki oleh Islam adalah bahwa kita harus rajin bekerja
dan tekun beribadah, memadukan antara kepentingan duniawi dan ukhrawi.
Pengertian Etos Kerja
·
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
etos kerja semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau
suatu kelompok. Kerja dalam arti pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang
dilakukan manusia, mengenai dalam hal materi, intelektual dan fisik, maupun
hal-hal yang berkaitan dengan keduniaan maupun keakhiratan.
Etos dibentuk oleh berbagai
kebiasaan, pengaruh, budaya serta sistem nilai yang diyakininya.
Dari kata etos ini dikenal pula kata etika
yang hampir mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk moral sehingga dalam etos
tersebut terkandung gairah atau semangat
yang amat kuat untuk mengerjakan sesuati secara optimal lebih baik dan bahkan
berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin.
Pengertian Enterpreneurship
·
menurut wikipedia enterpreneurship atau wirausaha adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha
baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
·
Menurut mario teguh enterpreneurship
merupakan sikap yang dilakukan seseorang
untuk membuatnya berhasil. Dalam seminar Enterpreneurship Pemuda Dalam Menjawab
Masa Depan Kutai Kartanegara “ modal terbesar bukanlah Uang, tetapi diri
sendiri. Untuk menjado orang yang sukses bukan dari ilmunya, melainkan karena
sikapnya.”
·
Enterpreneurship dalam bahasa indonesia
berarti kewirausahaan, yang berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti perjuangan,
pahlawan, manusia tunggal, teladan, berbudi luhur gagah berani. Usaha berarti
perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah perjuangan atau
pahlawan yang berbuat sesuatu, ini berdasarkan etimologi.
·
Menurut KBBI enterprenneurship adalah
orang yang pandai atau berbakat mengenai produk baru, menentukan cara produksi
baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan
operasinya serta memasarkannya.
·
Menurut john j. Kao (1993)
mendefinisikan berkewirausahaan adalah usaha untuk menciptakan nilai melalui
pengenalan kesempatan bisnis, menejemen pengambilan risiko yang tepat, dan
melalui keterampilan komunikasi da menejemen untuk memobilisasi manusia, uang,
dan bahan bakar atau sumber daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek
supaya terlaksana dengan baik.
Karakteristik
Wirausahawan
Karakter adalah ciri, watak, sifat, tingkah
laku yang khas dari wirausahawan yang membedakan dengan orang lain yaitu :
·
Disiplin
Bisa diartikan tepat
waktu, taat aturan yang ada,dan konsisten.
·
Kerja keras
Kerja maksimal yang
tidak kenal lelah, semangat kerja tinggi, tdak membuang-buang waktu untuk
segera menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan cepat dan etos kerja yang tingi
·
Komitmen tinggi
Pada setiap pekerjaan,
senantiasa berpikir tentang usaha atau pekerjaan, senantiasa berusaha memajukan
usaha atau pekerjaan
·
Kreatif
Mampu menciptakan
gagasan, ide, hal hal yang baru atau berbeda dengan yang sudah ada
·
Inovatif
Membuat terobosan baru,
karena adanya invensi (penemuan), ekstensi (pengembangan), duplikasi
(penggandaan) dan dapat mengombinasi dalam hal produk dan pelayanan
·
Mandiri
Percaya dan berusaha
keras atas kemampuan diri sendiri, tidak tergantung pada orang atau pihak lain.
·
Realistis
Bekerja maksimal sesuai
dengan kemampuan diri sendiri.
·
Jujur
Berkata, bertindak
secara benar, menepati janji, tidak berhianat dan suci dalam pikiran.
·
Prestatif
Melakukan sesuatu
pekerjaan yang sempurna, tidak asal jadi, dan memperoleh penghargaan dari orang
lain.
·
Sudah memiliki karyawan.
·
Sudah menjalankan bisnis secara
sistematis dan terstruktur
·
Meiliki sejumlah usaha.
·
Memiliki ambisi meluaskan bisnis.
·
Pandai mengambil peluang usaha.
· Pendapatan bisa berasal dari beberapa
sumber usahanya.
Karakter Yang
Tidak Boleh Dikembangkan Oleh Wirausahawan
·
Sangat pemberani dalam berwirausaha.
·
Sangat pemalu dalam berkomunikasi.
·
Gengsi jadi wirausahawan.
·
Tidak suka bergaul dalam berwirausaha.
Hubungan Enterpreneurship Dengan
Ajaran Agama Islam
Keimanan dan
kepahaman merupakan modal utama untuk dapat meraih kesuksesan di dunia dan di
akhirat. Dalam bekerja seseorang dituntut untuk profesional, berdedikasi dan
memiliki skill. Akan tetapi semua belum tentu sempurna tanpa dilengkapi iman
kepada Allah SWT dengan kokoh. Keimanan inilah yang melahirkan kejujuran,
kedisiplinan, loyalitas, dan sifat terpuji lainnya.
Contoh yang
paling nyata adalah Nabi Muhammad SAW, awalnya beliau terlibat bisnis dengan
memlihara dan menjual domba, kemudian membantu bisnis pamannya.
Dalil
hadist nabi : sesunggunga 9/10 sumber rejeki diperoleh melalui perniagaan.
Dan Allah menghalalhan jual beli dan mengharamkan riba (Qs:2:275)
Allah
telah menciptakan jiwa wirausaha kepada setiap manusia. Akan tetapi sifat
wirausahawan yang benar dan baik selalu dituntut dan akan dipertanggungjawabkan
oleh manusia tersebut di kemudian hari.
“
sebaik-baik usaha adalah usaha orang-orang yang berniaga
(usaha/enterpreneurship), yang jika berbicara tidak dusta, jika diberi amanat
tidak khianat, jika berjanji tidak meleset, jika membeli tidak mencela (barang
yang akan dibelinya), jika menjual tidak memuji-muji (barang yang akan
dijualnya), jika berhutang tidak menunda-nunda pembayarannya, dan jika
berpiutang tidak mempersult (orang yang berhutang).“ (HR. Baihaqi).
Nabi Muhammad SAW , dalam hadis tersebut
mengajarkan kepada kita tentang profesi usaha yang baik menurut beliau. Yaiutu
, singkatnya, profesi menjadi pengusaha yang bermoral. Pada hadis lain Beliau
mengatakan : “ para pengusaha akan
dibangkirtkan sebagai pendurhaka, kecuali pengusaha yang bertaqwa kepada Allah,
yang berllaku baqik, dan yang jujur”.( HR. Ate/Tirmidzi)
Dari
hadis diatas, kita menangkap hal penting dari baginda nabi, yaitu bahwa
beliau menyukai profesi pengusaha. Sebagai mana beliau sendiri adalah
pengusaha. Tapi beliau juga mengingatkan bahwa pengusaha yang benar adalah
pengusaha yang saleh. Menjadi pengusaha saja tanpa dibarengi dengan aklak atau
moral yang baik dapat menimbulkan konatasi buruk, yaitu sebagai pendurhaka.
Jadi, dengan ajaran itu sesungguhnya islam telah memberi tempat terbaik bagi
profesi pengusaha yang bermoral.